Oleh: Suci Rahmadini
Beberapa hari yang lalu saya
diuji oleh Allah dengan ujian sakit. Selama 4 hari saya terbaring terus di
tempat tidur. Makan saja susahnya masuk ke dalam mulut, apalagi ketika
mengunyah makanan rasanya leher ini terasa ikutan ketarik. Masya Allah sungguh
terasa sakit dan perih. Dan menelan pun juga susah. Lidah terasa pahit. Makanan
yang enak sekali pun tak bisa masuk ke dalam mulut, kecuali bubur. Jadi makanan
favoriteku selama sakit adalah bubur ayam. :D Pagi bubur, dan malam pun bubur
:D Alhamdulillah dari pada gak ada yang masuk ke dalam perut. Cukup untuk
mengganjal perut yang kosong.
Sungguh nikmat sehat itu suatu
anugerah terindah yang dirasakan oleh orang yang sakit. Sampai-sampai aku
mengatakan pada salah satu sahabat di kosan, “Mb, sepertinya kalau aku sembuh,
aku gak akan menolak makanan, alias akan makan tepat pada waktunya, jadi
makannya itu bisa jadi enak, hehe”…
Jadi mesti bersyukur ketika
kita sehat, optimalkanlah pekerjaan yang bisa kita kerjakan. Laksanakan
amanah-amanah yang sempat tertunda. Dan persembahkan semuanya pada Allah. Allah
yang memberikan kepada kita kenikmatan yang luar biasa. Dan memang musti selalu
bersyukur, walaupun sakit kita masih diberikan kesempatan hidup. Masih
diberikan oksigen untuk bernafas. Coba bayangkan kalau tidak ada oksigen?!
Wuiihh kita sudah mati alias meninggal.
Ada tulisan Syaefuddin,
seorang asisten dosen di FMIPA-IPB. Intinya ia mengatakan, bahwa sekali
bernafas, umumnya manusia memerlukan 0,5 liter udara. Jika perorang manusia
bernafas 20 kali permenit, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter.
Dalam sehari, setiap orang memerlukan 14.400 liter udara. Berapa nilai tersebut
bila dirupiahkan?
Sebagaimana
diketahui, udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas, semisal oksigen
dan nitrogen. Masing-masing, 20% dan 79%, mengisi udara yang ada di sekitar
manusia. Jika perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang manusia hirup
sama maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan 100 ml oksigen dan 395 ml
sisanya berupa nitrogen. Artinya, dalam sehari manusia menghirup 2880 liter
oksigen dan 11.376 liter nitrogen.
Jika harga oksigen
yang dijual saat ini adalah Rp 25.000 perliter dan biaya nitrogen perliternya
Rp 9.950 (harga nitrogen $2.75 per 2,83 liter, data nilai tukar dolar Bank
Indonesia pada 9 November 2009), maka setiap harinya manusia menghirup udara
sekurang-kurangnya setara dengan Rp 176.652.165. Dengan kata lain, jika manusia
diminta membayar sejumlah udara yang dihirup, berarti setiap bulannya ia harus
menyediakan uang sebesar Rp 5,3 miliar. Dalam setahun, manusia dapat menghabiskan
dana Rp 63,6 miliar!
Sungguh, Allah Maha Pemurah. Udara yang melimpah-ruah di alam adalah bukti kasih sayang-Nya yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut Allah berikan kepada kita secara cuma-cuma alias gratis! Tak sepeser pun kita dipungut oleh Allah SWT untuk membayar nikmat yang luar biasa itu. Lebih dari itu, Dia-lah Tuhan Yang mengurus kita siang-malam tanpa pernah meminta upah secuil pun. Mahabenar Allah Yang berfirman (yang artinya): Katakanlah, “Siapakah yang dapat memelihara kalian pada waktu malam dan siang hari selain Zat Yang Maha Pemurah?”(TQS al-Anbiya’ [21]: 42).
Bersyukur diberikan sakit
karena salah satu penggugur dosa-dosa kecil… Bersyukur karena Allah mengizinkan
aku untuk beristirahat di rumah… Bersyukur bisa masih bisa diberikan kesempatan
untuk terus bermuhasabah. Bersyukur
karena tercipta suasana keakraban diantara sahabat di kosan…
Yah, semuanya patut disyukuri… Fa-biayyi
alaa'i Rabbi kuma tukadzdziban (“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yg kamu
dustakan?”) Ini dalam surat Ar-Rahman sampai diulang 31 kali. Bayangkan,
sungguh banyak nikmat Allah yang mesti kita syukuri. Bagaimana caranya kita
bersyukur? Yaitu dengan mentaati perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Meluangkan
waktu untuk Bertaqarrub illallah, mengorbankan waktu untuk dakwah. Menginfakkan
harta milik kita demi berjuang di jalan-Nya, dan banyak yang lain lagi sebagai
tanda syukur kita pada-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar