by. Suci Rahmadini
Minggu, 12 Februari 2011 tidak
ada agenda di kampus. Sebenarnya aku punya agenda untuk menghadiri undangan
pernikahan seorang teman yaitu Crafty Rini Putri dengan Inshany. Apa daya,
namanya kesehatan tak bisa terelakkan, kondisi fisik yang kurang fit sehingga
membatalkan pergi ke walimahan. Padahal sudah buat janji sama Uni Za untuk berangkat
bareng. Barakallah ya Put, semoga jadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah. J
Mikir-mikir juga aktivitas apa
yang harus dilakukan supaya tetap bermanfaat. Maka diputuskan untuk menggunakan
waktu bersilahturahmi sama keluarga dan sahabat, walaupun via telpon. Pertama
kali aku telpon Ayah, Ibu, dan adek-adek di kampung. Aku jauh dari mereka, jauh
di rantau orang yang dipisahkan oleh selat Sunda. Sudah satu minggu lamanya tak
menghubungi mereka, rasa rindu yang sudah membuncah. Sudah lepas kangen setelah
ngobrol sama Ayah, Ibu, Tiara, Ilham, Dira dan Ifa. Heboh saat bicara sama Ifa,
ketika tau yang telpon itu aku dengan reflex dia bilang “Lolo jo Es Kliim Ifa,
ma kak Dini? Banyak yooo….!”, Hahaha Si bungsu masih ingat sama permen dan ice
cream yang dijanjikan. Gimana caranya mau kasih ice cream coba, aku jauh gini
:D walaupun aku hanya menjawab, Insya Allah kalau kakak pulang ke rumah, kakak
beliin ice cream untuk Ifa. Kakak sayang Ifa, pelangiku.
Kalau sama Dira, dy selalu
minta pulsa, pulsa dan pulsa :D miss Pulsa :p. Ilham, yah dengan cool dia
selalu menanyakan kabarku di sini. “Baa kaba akaknyo? Lai sehat sajo kan?” J. Belum lagi kalau Tiara, yang selalu minta
belikan hp. Dia yang membutuhkan hp dan minta yang bisa Fesbukan, hahaha
Tiara-tiara… ckckck.
Yah, aku hanya bisa menjanjikan
kalau ada rezeki, baru bisa membelikan apa yang mereka inginkan. Selaku kakaknya
yang paling besar, merasa bertanggung jawab dan ingin membahagiakan mereka. Banyak
cara yang dilakukan agar bisa membuat mereka bahagia dan menjadi kakak yang
terbaik buat mereka.
Walaupun jarak jauh, aku tak
pernah bosan untuk mengingatkan mereka untuk hal yang kecil tapi dampak yang
luar biasa, yaitu masalah sholat dan menutup aurat. Perubahan itu sendiri akan
diawali dengan suatu proses, mungkin agak lama. Tidak instan, maybe.
Alhamdulillah, mereka sudah mau melaksanakan sholat, walaupun masih
bolong-bolong L. Sedih
sich mendengar mereka blom bisa untuk sepenuhnya untuk mengerjakan. Tiara,
Dira, selalu diingatkan untuk menutup aurat. Alhamdulillah mereka sudah mau
pake kerudung kalau keluar rumah. Tapi masih berat untuk pakai jilbab (gamis).
Yah, mudah-mudahan dengan waktu yang cepat mereka mau menggunakan jilbabnya.
Ada yang mengobati hatiku, Ifa yang berumur 2 tahun 6 bulan udah bisa ambil
wudhu dan melakukan gerakan sholat. Alhamdulillah J
Bicara sama Ayah dan Ibu.
Seperti biasa mereka mengingatkanku untuk berhati-hati di rantau orang. Jauh dari
keluarga, wah I love u, so much. Tapi beberapa minggu ini yang sering dibahas,
masalah jodoh. Pasti kalau ditanyakan masalah ini, aku akan merasa pusing untuk
menjawabnya. Mungkin lain kali, aku akan berbagi sama teman-teman tentang ini. Aku
sayang mereka, sayang bangeet. Jauh di rantau orang, fisik yang berjauhan tapi
hati terasa dekat sekali.
Terkait dengan adek-adekku yang
cukup banyak, ada rasa tanggung jawab yang besar berada di pundakku. Mengenalkan
kepada mereka mengenai Islam yang kaffah. Ini adalah tugas utamaku, karna aku
tau dilahirkan dari keluarga yang kurang paham tentang agama. Ibu, yah ibu
hanya tau tentang ibadah mahdoh saja. Aku memaklumi kondisi mereka, dan tidak
akan menyalahkan mereka. Inilah salah satu ladang pahala buat aku, dan akan
selalu berusaha menjadi anak yang sholeha buat mereka, Ibu dan ayah. Pelita
hati, pelipur laraku.
Oya, obrolan kali ini tidak ada
membahas tentang Hafis. Setelah telponan sama keluarga, tiba-tiba handphoneku bordering
dengan nada Senandung Rindu by Al Maidany J. Waktu aku liat, aha ternyata kak Rizki. Senengnya rasa hati.
Padahal tadinya memang berencana mau telpon dy, soalnya sudah lama tak
komunikasi. Terasa rindu ini terbalaskan juga, ternyata ditelpon duluan. Hehehe
makasih kak. Dia cukup berjasa dalam hidupku. Walaupun dia sahabat dunia
mayaku, tapi dia ada ketika aku merasakan kesedihan yang luar biasa, ketika tak
ada satu pun orang yang mengerti aku. Ketika sahabat karibku pun pergi menjauh.
Sungguh sedih mengingat masa itu. Tapi bersyukur juga karna bisa dipertemukan
sama kak Rizki. Love u because of Allah, kak. J Allah memang memberikan yang terbaik dan terindah di waktu
yang tepat.
Waktu menunjukkan lebih kurang
pukul 11.00 wib, rencananya mau pergi ke pasar mau masak. Eh, tau-tau handphone
berbunyi. Eh, tertera nama “Dila Sayang” :D tumben-tumbenan niy anak nelpon.
Ada apakah gerangan? -_-“ wah kayaknya mau minta tolong lagi nich?, fikirku. “Assalamu’alaikum,
ado apo ya?”, Dila pun menjawab, “wa’alaikumsalam.wr.wb, indak adoh doh, pengen
telpon sajo, lagi BeTe. Mnknyo ndak buliah?” :p. kira-kira jawaban Dila, dia
sama kayak aku yang lagi gak ada agenda hari Minggu ini, makanya dia mau nelpon
karna lagi bĂȘte juga. -_-“ ya sudah, akhirnya kita ngobrol panjang lebar.
Biasanya dia gak mau cerita, karna takut aku marahi. Hiiiihihihi…. :/ .
Alhamdulillah sekarang dia mau terbuka. Dia menceritakan tentang
teman-temannya. Salah satunya adalah temannya yang selalu morotin dia. Teman yang
hanya berlandaskan azas manfaat. Dila cerita, dia jadi sering malas makan kalau
di kampus. Dia berteman dengan orang yang malas makan juga. Kita anggap nama temannya ini Nina. Setiap
diajak pergi beli makan, alasannya selalu bilang gak ada duit. Dila pun sering
kasih jajan dan belanja bareng. Dila pun berfikir, kita sama-sama masih dapat
uang dari orang tua. Kenapa harus berbagi sama yang lain. Awalnya aku
menanggapi pernyataan Dila, “yah kita harus berbagilah dek, kalo memang teman itu
kesusahan lagi gak ada duit, apa salahnya kita kasih. Kan kita dapat pahala
kalau memudahkan urusan orang lain. Lagi pula kita akan berdosa kalau
membiarkan teman kelaperan, sedangkan kita enak saja makan dengan lahap”. Tapi setelah
mendengar penjelasan Dila, akhirnya aku pun membenarkan tindakannya.
Kebaikan Dila selalu
dimanfaatkan oleh Nina. Nina selalu bilang gak ada duit, ketika diajak beli
makan. Tapi ternyata kalau untuk beli baju, atau beli pernak-pernik (baca:
bergaya) uangnya selalu ada. Dan yang paling menjengkelkan, dia selalu lupa
kalau sudah berhutang pada Dila. Padahal
untuk uang jajan pun Dila masih kekurangan Ckckckck Masya Allah….
Aku hanya bisa menasehati Dila
dan mengajaknya untuk berfikir. Zaman sekarang, banyak orang yang berteman
hanya karna asas manfaatnya semata, bukan karna Allah. Yah, mereka juga tidak
bisa disalahkan. Sistem yang membentuk mereka seperti itu. Saat ini diatur
dengan sistem Kapitalis yang tujuannya untuk mendapatkan materi. Segala cara
dilakukan untuk mensejahterakan diri sendiri. Bagaimana caranya untuk kaya,
untuk sejahtera, untuk bahagia. Hanya untuk itu tujuan hidup mereka. Tanpa menghadirkan
Allah disetiap aktivitasnya. Dengan sistem ini pulalah (baca: liberalisme) yang
membuat mahasiswa bebas berbuat sekendaknya dia. Memiliki jiwa hedonis untuk
kesenangan hidup semata. Huuffftttt sebenarnya capek kalau membahas ini terus. Tapi
permasalahan inilah yang menjangkiti ummat.
Akhirnya pembahasan, aku
mengajak Dila untuk mau mengkaji Islam bersama-sama. Dari hati kecilnya dia mau
belajar tentang Islam. Tapi dia masih berat untuk bisa mengaplikasikan apa yang
sudah dia pelajari. Seperti menggunakan Jilbab (gamis), ketika nanti kalau dia
sudak pake Jibab, dia masih cerewet dan bicara asal saja, jadinya citra buruk
pada orang yang pke jilbab. Dia gak mau jadi orang munafik, dan gak mau Talk do
more, No Action. Yah, dengan banyak perdebatan pun aku berikan penekanan, kalau
tidak mau berubah dari sekarang, kapan lagi?! Kita tidak tahu, kapan Malaikat
Izrail datang untuk mencabut nyawa. Jangan dengarkan kata manusia yang
memberikan ion negative, tapi dengarkan apa yang dikatakan Allah. Allah tahu
apa yang dibutuhkan manusia, dan kita bisa hidup dengan benar, ketika memang
menjalankan aturan yang telah Allah buat.
Sekia dulu ceritaku kali ini
yah, semoga bisa diambil manfaatnya J
Met beraktivitas ya, semoga apa
yang kita lakukan dilancarkan dan dimudahkan Allah SWT. Aamiin
0 komentar:
Posting Komentar