By: Suci Rahmadini
Wahn....
"Yaa Allah hindarkanlah kami dari rasa mencintai dunia secara berlebihan,
Kami memang butuh uang dan harta bagi kehidupan kami,
Namun jikalau itu menghalangi kami dalam dakwah ini maka berikanlah kebijaksanaan-Mu,
"Yaa Allah hindarkanlah kami dari rasa mencintai dunia secara berlebihan,
Kami memang butuh uang dan harta bagi kehidupan kami,
Namun jikalau itu menghalangi kami dalam dakwah ini maka berikanlah kebijaksanaan-Mu,
Kami memang butuh nilai dan sarjana,
guna melanjutkan perjuangan hidup dan mendapatkan pekerjaan kami,
Namun bila itu menghambat dakwah kami berikanlah rasa keadilan-Mu,
Banyak juga yang pontang-panting
Demi membahagiakan keluarga, mengurus anak dan pasangannya,
Tetapi bila itu menjadi kerikil dan batu yang dapat menyandung dakwah
Maka luruskanlah dengan kebaikan-Mu,
Sungguh... kadang kita tidak merasa sedang dihinggapi "WAHN".
Itulah penggalan kalimat
yang tersampaikan pada wall FB ku “Dinie Syzygium Oleina” yang dikirim oleh seorang
sahabat. Wah rangkaian kalimat ini mengingatkanku kembali, tanpa sadar air mata
jatuh membasahi pipi. Kemungkinan tanpa sadar aku dihinggapi oleh WAHN. Cinta
dunia, takut mati. Bahaya banget klo udah menghampiri. :’(
Jangan sampai membutuhkan
uang untuk bertahan hidup, dakwah jadi terlalaikan. Banyak mengucapkan rasa
syukur pada Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya padaku. Dia
telah memberikan jalan, agar aku bisa tetap bertahan hidup di rantau orang.
Doaku dijawab dengan mendapatkan pekerjaan sebelum lulus kulliah. Kerjaannya
yang santai, tapi memang dari jam 08.00-17.00. Kerjaannya yang tak menguras
fikiran, tetapi malah menghabiskan waktu di kantor. Dari awal kerja aku udah
mikir. Kapan waktu untuk dakwah di kampus?! Pulang kerja, udah capek duluan!
Ini yang menjadi beban fikiranku selama ini. Membuat
badmood dan galau ketika blom maksimal dalam dakwah. Padahal alasan terbesarku
untuk tetap tinggal di Bogor adalah untuk dakwah, setelah itu untuk melanjutkan
kuliah.
Aku hanya ingin ada ruang untuk bernafas,
ruang gerak dan langkah kaki yang gak kehambat untuk dakwah. Ingin rasanya
punya bisnis sendiri, yang sistemnya dikelola sendiri. Biar kita yang
menentukan jadwal, terserah kita mau ngapain dan kapan waktunya kita ada di
tempat, waong yang jalani itu adalah karyawan. Itu nasehat dari Ust. Fatih Karim
ketika beliau mengisi “disbul di Akmapesa”. Kalau kerja kantoran, kita terikat.
Walaupun sebenarnya, ketika minta izin, dibolehkan sama pihak kantor. Tapi suka
gak enak aja sama rekan kerja.
Yah, sepertinya ini salah satu bentuk kasih
sayang Allah padaku. Allah selalu memberikanku ujian agar bisa lulus dan naik
tingkatan. Harus selalu berhusnudzhon sama Allah. Ujian akan selalu ada hingga
manusia berjalan tanpa dosa di muka bumi ini. Apalagi orang-orang bertakwa.
Tidak ada yang rugi bagi seorang muslim. Setiap musibah yang menimpa seorang
mukmin, berapa sakit yang berterusan, sakit yang biasa, kebingungan, kesedihan,
kegundahan, hingga duri yang menusuknya, maka pasti musibah musibah itu akan
menjadi penghapus bagi kesalahan-kesalahannya [Mutafak ‘Alaih]. Aaamiiin semoga
saja ini salah satu ujian bagi aku untuk naik tingkatan. ^_^
Semoga jadi inspirasi buat teman-teman ya
0 komentar:
Posting Komentar