Letih, lelah,
Semua pasti pernah
merasakannya. Mungkin bukan hanya aku saja yang mengalami hal ini. Ini adalah
hal yang wajar, lumrah dialami oleh setiap individu. Tapi yang membuatnya
berbeda adalah aktivitas yang kita lakukan. Yah, tapi aku sangat menikmati
lelah ini. Banyak aktivitas yang harus dikaji ulang, menata kembali agar
semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ditata kembali dari
agenda yang paling kecil hingga yang besar. Dari agenda individu sampai agenda
dakwah.
Lelah, penat,
Kata-kata ini pasti
dialami oleh semua. Ketika capek, kita membutuhkan waktu untuk istirahat. Kita butuh
tubuh ini untuk diistirahatkan. Memberikan haknya karna salah satu hajatul
udhowiyah. Jangan sampai menzaliminya. Ketika lelah, kita butuh istirahat. Yah istirahatlah
karna ketika kita sakit, maka tidak akan bisa melakukan agenda-agenda kita
apalagi bisa sampai melalaikan yang wajib. Ketika sudah mengusahakan untuk
membagi waktu dan manajemen diri, tapi tetap saja lelah. Maka harus ada
aktivitas mubah yang harus dikorbankan.
Yah, inti dari
cerita ini adalah mengorbankan kepentingan pribadi untuk kepentingan
dakwah. Lelah, capek, itu adalah hal yang wajar. Tapi kita tak boleh
mengeluh! Mencari solusi alternatif supaya bisa mengatasi semua ini. Aku harus
membuat suatu keputusan untuk kelangsungan dakwahku. Aku tak mau memberikan hal
yang minimalis untuk dakwah. Getir hati ini sampai menangis dan meneteskan air
mata. Tiap malam basah dengan air mata memikirkan ini semua. Rasulullah SAW
bersabda: “Barangsiapa yang bangun di pagi hari, tetapi tidak memikirkan nasib
saudaranya, maka dia buka termasuk dari golongan ummatku” hadits yang sangat
berarti buatku. Aku takut, aku takuuuut sekali. Aku adalah ummat Rasulullah,
maka aku harus memikirkan nasib saudara-saudaraku semuslim setiap hari. Ini adalah
kewajiban. Tapi masalahnya aku capeek, harus bekerja, kuliah, dan dakwah.
Aku tak mau berada
dalam lingkaran ini terus. Harus ada solusi dari masalah ini. Aku harus keluar
dari lingkaran ini. Biar bisa optimal dan memberikan yang terbaik buat
dakwah. Dakwah is my life. Jika seandainya masih tetap bertahan dalam kondisi
ini, aku tak akan bisa memberikan yang terbaik buat dakwah. Padahal Khilafah
sudah di depan mata. Bagi teman-teman di Timur Tengah, Suriah, Australia,
mereka sudah sangat merasakan kalau Khilafah itu sudah dekat. Bahkan mereka sudah
bisa menempati posisi sebagai apa ketika daulah itu tegak. Sedangkan aku? Masih
stagnan di area ini. Area individu, masalah rizki. Ingatlah dan percayalah!
Rizkiminallah, Allah yang akan memberikan rizki. Kerja itu han ya sebagai jalan
untuk mendapatkan rizki dari Allah. Allah memang memerintahkan buat kita untuk
bekerja, berikhtiar untuk mendapatkan rizki. Tapi jangan sampai gara-gara sibuk
bekerja jadi terlena, sampai mengesampingkan dakwah bahkan meninggalkannya, na’udzubillahi
min dzalik. Jadi teringat firman Allah dalam surat Muhammad: 11 mengatakan
bahwasanya Allah akan menolong hamba-Nya yang menolong agama Allah dan akan
meneguhkan kedudukan dan derajatnya. Allahu Akbar! Subhanallah, berarti aku
harus menolong agama Allah. Insya Allah.
Berbagai pertimbangan
dan akhirnya aku memutuskan untuk resign kerja. Semoga dengan ini aktivitas
dakwahku tidak terhambat lagi. Bisa menyampaikan ayat-ayat Allah
ditengah-tengah kaum intelektual maupun seluruh lapisan masyarakat. Insya
Allah, Percayalah! Allah akan menolong! Syurga imbalannya! :) [RS]
Bogor, 7 Oktober
2012
22.04 Wib di New MU
0 komentar:
Posting Komentar