Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap
manusia, apalagi sejak runtuhnya daulah khilafah. Ummat manusia mengalami kebingungan,
kehilangan arah tanpa ada pegangan
ibarat anak yang kehilangan induknya. Melihat kondisi ini sangat miris sehingga
dakwah sangat urgen bagi setiap individu. Tapi sayangnya yang benar-benar sadar
terhadap arti pentingnya dakwah demi penegakan daulah khilafah baru segelintir
orang. Jadi orang yang sudah tersadarkan dan yang mau bergabung dalam barisan
dakwahlah yang akan menyebarkan bara api ideologi ini pada yang lain.
Dalam dakwah penegakan Daulah Khilafah
ini tidaklah sendirian. Ketika kita melakukannya sendirian, maka yang dirasakan
adalah rasa jenuh, jumud, dan mungkin kefuturan. Kita diwajibkan untuk dakwah
bersama, bergabung dalam tim dakwah agar bisa menyampaikan risalah Islam ini ke
mad’u atau sasaran dakwah. Tim dakwah dibentuk merupakan suatu kewajiban, Allah
berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 104 yang berbunyi:
“Dan hendaklah ada diantara kamu
segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar, mereka orang-orang yang beruntung” (Ali-Imran:104)
Selain membentuk tim itu wajib, juga
memudahkan mencari strategi yang tepat untuk kemenangan dakwah tanpa mengubah
thariqoh atau metode dakwah Rasulullah SAW. Kemenangan dakwah Rasulullah SAW
adalah berkat pertolongan Allah SWT. Tetapi harus ada usaha agar kemenangan
dakwah ini tercapai yaitu tim dakwah berdiri atas dasar fikroh/pemikiran yang
jelas menjadi ruh bagi tim dakwah, thoriqoh yang sesuai dengan thariqoh dakwah
Rasulullah SAW, ikatan antara tim adalah ikatan akidah yang akan menjadi
pengikat atau robitoh diantara mereka, dan niat yang benar karna Allah.
Kemenangan itu akan tercapai jika orang-orang
yang ada dalam tim itu memiliki satu visi dan misi. Tim dakwah bekerja saling
melengkapi dan berada dalam barisan yang rapi. Individu-individu di dalamnya
tahu langkah-langkah apa yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan, karna Allah
menyukai barisan yang rapi. Firman Allah dalam surat As-Shaff ayat 4 dikatakan:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (As-Shaff:4)
Cara menyamakan visi dan misi ini
dibutuhkan seorang pemimpin yang menyampaikan agar sama sampai ke bawah. Satu
pemikiran, perasaan, dan aturan. Ini dilakukan untuk membangun tim dakwah yang
produktif. Pemimpin membuat target jangka pendek, menengah, dan panjang. Dia
juga harus bisa mengenali masing-masing di dalam tim dengan melihat potensi
mereka, sehingga bisa menentukan sikap dan tugas yang tepat untuk
masing-masing. Memberikan jobdesk yang sesuai dengan amanah mereka. Selain itu,
dia menjalin kedekatan dengan tim agar bisa lebih mudah menyampaikan targetan
hasil pemikiran kepada anggota tim dan mendelegasikan tugas-tugas kepada
mereka. Setelah itu mengadakan evaluasi apakah strategi yang digunakan sudah
efektif untuk dakwah ini.
Semoga langkah-langkah yang digunakan
bisa membangun tim dakwah yang produktif dan opini Islam tersampaikan
ditengah-tengah ummat. Ummat tahu dan menyadari kalau Islam adalah agama yang
sempurna, rahmatan lil’alamin dan layak dijadikan sebagai pedoman hidup.
Wallahu’alam bi ash-shawab[] SRD
0 komentar:
Posting Komentar